Sabtu, 24 November 2012

Liang Kubur: Tempat Terakhir Perjalanan Sejarah Hidup Kita


Tak seorang pun yang dapat menghindari liang kubur. Cepat atau lambat, Anda dan saya akan menuju ke sana.

Sejarah perjalanan hidup akan diakhiri di sepetak tanah berukuran 1 x 2 meter dan di sana akan ada tanda yang menyebutkan kapan Anda lahir dan kapan Anda meninggal. Dan setelah itu, tak satupun dari orang-orang yang hidup tahu ke mana Anda pergi. Hanya Anda dan Tuhan yang tahu.


Manusia mempunyai keterbatasan. Manusia tidak dapat menghindari kematian. Kematian akan menelan setiap insan yang hidup di bumi. Apakah ia miskin atau kaya, terhormat atau hina, pejabat tinggi atau pejabat rendah- kematian tidak pandang bulu. Kematian akan menelan orang-orang yang masih hidup.

Itu juga yang terjadi pada seorang yang kaya dan Lasarus yang miskin. Selama hidupnya, orang kaya itu hidup dalam kelimpahan. Setiap hari ia hidup dalam kemewahan dengan memakai pakaian yang mahal dan hanya dapat dibeli oleh segelintir orang.

Sedangkan Lasarus yang miskin, yang tubuhnya penuh dengan borok, harus hidup terlunta-lunta dan mengerikan bahkan untuk sesuap nasipun ia harus meminta-minta di rumah orang kaya yang tak mengenal belas kasihan.

Lasarus pun mungkin harus tidur di luar diterpa angin malam dan berharap ada sisa-sisa makanan dibuang dari rumah sang orang kaya.

Suatu waktu Lasarus mati. Orang yang kaya itu juga mati. Namun, dalam "dunia lain," baik orang kaya dan Lasarus mengalami kehidupan yang berbeda. Orang kaya menderita sangat hebat di 'liang kubur'; jiwanya mengalami sengatan api yang tiada taranya.

Sedangkan Lasarus menikmati kebahagiaan di surga setelah begitu lama menderita di bumi. Dua kehidupan yang kontras setelah masing-masing menjalani kehidupan yang berbeda di dunia.

Dalam penderitaan yang sangat hebat, jiwa orang kaya memohon dengan sangat kepada Abraham. Dua kali orang kaya itu memohon. Pertama kali, ia memohon agar Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahnya karena ia merasakan sengatan
nyala api di alam maut.

Permohonan kedua adalah agar Abraham menyuruh Lazarus ke rumah ayahnya untuk memperingatkan kelima adiknya yang masih hidup agar mereka tidak mengalami penderitaan yang sama.

Dua-duanya ditolak Abraham dengan dua alasan. Pertama, ada jurang maut yang memisah Abraham dan orang kaya. Alasan kedua, adik-adik orang kaya bisa membaca kesaksian Musa dan para Nabi agar tidak mengalami penderitaan yang sama.

Percakapan antara orang kaya dan Abraham bukanlah percakapan real, tapi perumpamaan. Tidak mungkin jiwa orang mati di 'liang kubur' dan jiwa orang hidup di surga bisa berkomunikasi satu dengan lainnya. 

Tidak mungkin penghuni neraka dapat berkomunikasi dengan penghuni surga. Jiwa orang yang tinggal di neraka juga tidak bisa pindah ke klaster 'surga'. Hanya di dunia ini manusia punya kesempatan untuk mencari 'rumah' di klaster surgawi.


Inilah realita yang harus dihadapi setiap insan manusia. Suatu saat roh atau jiwanya terpisah dari tubuhnya. Apakah itu karena sudah ujur, penyakit, kecelakaan, gempa bumi atau dibunuh orang lain, manusia bisa mati. Dan bila kematian sudah datang, manusia tidak dapat berkelit. Hanya ada dua kemungkinan; bertemu dengan Abraham atau seperti orang kaya yang mengerang sangat hebat di 'liang kubur.'

Renungan:
  • Hadirilah acara penguburan orang meninggal. Renungkanlah kira-kira ke mana jiwa orang yang telah meninggal itu pergi?
  • Apakah cara hidup Anda memberikan gambaran tentang kehidupan yang Anda jalani setelah
    kematian?
 http://www.putra-putri-indonesia.com/liang-kubur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar